NGANJUK = KATROK?

ichz wrote:

@ jonny
gilo le (udah lama nggak ngucapin ini), tulisan panjang gue cuma ditanggapi soal si js semprul. padahal gue udah nulis check seratus juta nih *nulisnya sambil takut-takut ngeliat alis matanya ashto yang naek tinggi banget...ngibriiittt *

Oh iya, lupa gue..
Maap2 *piss*

Sebenarnya gini, secara de facto, sebenarnya point2 yang disampaikan itu cukup logis dan dapat dilaksanakan. Untuk mencari padat modal dengan bunga murah ini, di Nganjuk *kata mama gue* rada susah. Bank apapun hanya menyediakan kredit pinjaman hanya 30 juta maksimal. Kira - kira apa cukup dengan usaha segitu?
Sedangkan untuk menyediakan stock buku bukankah kita memerlukan modal yang besar? Belum tempatnya yang harus menyewa. Harus dipikirkan mengenai hal itu juga.

Untuk point penghijauan, masyarakat gak ngerasain gaungnya! Pada cuek semua! Tetep aja gak nanam pohon. Cuman pejabat aja!

kan bukan menyarankan membangun cafe? see. kronologisnya.
soal penghijauan, ya harus dibangun simbiosis mutualisme.

Sekarang di Nganjuk udah ada Distro pertama. Mereka jual baju, topi dan semacamnya. Fashion gitu. Cuman gak mentereng. Lagipula hanya di jalanan level dua. Jalan Dr. Soetomo.Gak begitu wah banget. Orang - orang tetep memilih beli pakaian di Ramayana Nganjuk. Meski Ramayana disini gak besar, cuman bisa mengakomodasi orang - orang fashionable. Distro yang aku bicarakan tadi koleksinya juga masih amat terbatas.

Bisa masukin barang nggak Jon?

Gimana kalau kita buat design, about: "STORY OF BAJINGAN"?

Ternyata sang pemilik distro masih idealis. Mereka masih belum bisa menerima pasokan barang dari pihak - pihak luar yang belum mereka kenal. Kayaknya sih masih jaim banget gitu.. Hahahaha.. Katrok - katrok.. Distro secuil aja belagu banget.

ada dua tipikal distro, yang nggak mau terima barang dari luar, yaitu:

1. distro pinter. karna dia sudah produksi semuanya sendiri.
2. distro o'on. harusnya, kan bisa kerjasama dengan pembayaran sistem konsyinasi. so, kalopun kere, kan bisa kare, eh bayar belakangan pas barang udah laku. begono loh!

kalo distro yang lo bilang, bukan sombong, o'on, atawa pinter, lebih tepatnya malu-malu kucing. kenapa demikian? karna lo langsung menganggapnya se'cuil. coba se'coel, pasti jadi kucing garong tuh distro.

makanya jon, laen kali jangan maen cuil saat mau masukin barang, tapi maen co'el sambil nyanyi seco'el jangan seco'el... kalo nggak ada duitnya... seco'el boleh saja, asal ada mbak lelganya.

sekian dan terima kasih.





nb: tepok tangannya, ....... manah? *nah, gitu dwong* ngibrittttttt......................................